Minggu lalu Ibu baca sebuah artikel ttg lanjut usia di sini disini , teringat Eyang Mami, ibu & Bapak, Ibu mertua yg semua telah lanjut usia. Mungkin dibanding lansia yg diceritakan di koran itu, keluarga kami jauh lebih beruntung, masih ada uang pensiun, masih ada anak yg menemani menghabiskan masa tua, dsb. Jaman kecil dulu tiap malam takbiran Ibu kecil diajak Bapak mengantar beras ke sebuah rumah jompo di daerah Klampok, Brebes. Mungkin sampai sekarang kondisi gedung dan penghuninya masih sama seperti 25 th yl, kumuh dan memprihatinkan. Alhmdulillah kalau sekarang pemerintah kita mulai "melirik" nasib lansia. Sebenarnya secara "ilmu" sejak akhir th 80-an cabang ilmu geriatri, ilmu yg mempelajari penyakit diusila lanjut mulai diperkenalkan didunia ilmu kedokteran, konon karena Presiden Indonesia saat itu termasuk lansia pula. Berbeda dgn kondisi di tanah air, di Jepang, yg lebih dari 21% penduduknya berusia lanjut, fasilitas yg disediakan untuk lansia amat sangat membuat iri lansia kita. Mulai dari dana pensiun yg mereka terima sejak berusia 65 th yg sebulannya sekitar 6 man (60.000 yen), bis yg dibikin one step walking jadi nggak ada undak-undakan (tangga), rumah jompo dgn fasilitas seperti layaknya hotel, dsb.
Memang, dana pensiun itu sebenarnya dari uang mereka sendiri, jadi di jepang, sejak berumur 20 th, mereka diwajibkan membayar dana jaminan hari tua sebesar 1 man (10.000 yen)/bulan, untuk mahasiswa bisa dibayar setelah mereka lulus dan bekerja.
Mungkin karena status ekonomi & status negara (maju or berkembang) yg berbeda, tampilan lansia kita amat berbeda dgn lansia di Jepang. Di jepang, walau nenek-nenek masih pede juga ngecat rambut berwarna warni, pendengaran mereka juga masih oke, masih pergi naik bis sendiri, dsb.
Jepang adalah negara dgn penduduk memiliki usia harapan hidup tertinggi di dunia (rata-rata 83 th untuk wanita). Dari sebuah artikel disini, disebutkan ttg diet penduduk Okinawa, jepang yg membikin bugar sampai lansia. Kenapa diet Okinawa ?, karena Okinawa yang terletak di bagian selatan Jepang memiliki jumlah penduduk berusia lebih dari 100 th yg terbanyak didunia, selain itu usia harapan hidup dan usia harapan sehat tertinggi di dunia. Para lansia Okinawa sedikit sekali yg menderita penyakit kardiovaskuler (jantung & stroke), kanker (payudara, usus besar, prostat), kepikunan, dan usia menopause yg lebih lambat 10 th dibanding negara barat. Dari artikel tsb disebutkan beberapa rahasia awet muda, diantaranya:
1. Pola makan sehari-hari
mereka banyak mengkonsumsi kacang-kacangan, sayuran, buah, ikan laut, rumput laut, biji-bijian, dan jangan lupa prinsip "Hara Hachi Bu" alias 80% kenyang, dgn cara itu kita terhindar dari kegemukan 2. Gaya hidup
sedikit mengkonsumsi garam, menghindari bahan makanan olahan yg mengandung bahan kimia, banyak mengkonsumsi teh hijau, banyak bergaul dgn tetangga (silaturahmi). Ibu pernah liat sebuah program di TV ttg kehidupan Okinawa, hampir sama dgn di Cibalong dulu jaman Ibu tinggal disana, antar tetangga saling memberi hasil panennya, spt punya pohon singkong dikasikan tetangga pulangnya bawa ikan dari kolam, dsb, sampai sekarang di Okinawa masih ada hal-hal spt itu, bandingkan dgn di kota-kota besar spt Tokyo, Matsuyama, bahkan Jakarta. 3. Aktifitas fisik
nyepeda, jalan kaki, nyelam (hal-hal yg memungkinkan dilakukan di Okinawa) Ttg makan sendiri buat umat Islam ada tuntunan diet Rasulullah, seperti postingan Mbak Ingga. Bagaimanapun mempunyai penduduk dgn jumlah lansia terbanyak didunia bukan tanpa masalah. Saat ini pemerintah jepang sedang dikritik karena "dana pensiun" itu banyak digunakan untuk proyek-proyek dinilai tak ada manfaatnya seperti membiayai perang di Irak, pembangunan bebrapa jalan tol yg tak kunjung balik modal sementara jumlah lansia makin meningkat.
Beberapa bulan yl Ayah mengunjungi 2 buah panti jompo di Ehime, secara fisik mereka tampak sehat dgn fasilitas rumah jompo yg sangat memadai, ada pemandian air panas, suster-suster yg merawat, mereka bisa mengisi kesepian di hari tua dgn "gaul" sesama lansia, tetapi dari hati mereka sebenarnya mereka ingin tinggal bersama anak-cucunya, apa daya gaya hidup orang Jepang yg sibuk, individual, tak sedikit dari keluarga muda yg tidak mau direpoti para lansia, mereka hanya sesekali berkunjung spt saat th baru , dsb.
Dan ada kabar gembira, menurut data statistik, th 2020 diperkirakan lebih dari 25% penduduk jepang berusia 65 th, dan menurut Menteri kesehatan Jepang, saat itu bakal dibutuhkan sekitar 32.000 perawat, bisa dari negara asing. Ayo perawat-perawat di Indonesia, belajar bhs Jepang, mumpung akan ada kesempatan.
Bagaimana dgn Ibu sendiri ttg lansia, mau sampe nenek-nenek gitu, Allahu A'lam, penginnya sih saat bekal akhirat sudah cukup ndak usahlah sampe ngrepoti anak cucu. Amin
Dan sedikit klarifikasi ttg berita yg beredar di SB, tulisan Ibu nggak pernah dimuat di Kompas, nulis serius aja nggak pernah, ha ha ha. Maaf baru klarifikasi, minggu lalu sibuk dan Kiko-chan demam jadi nggak sempat ngapa-ngapain.
|
iri yah sama lansia di jepang yang begitu enak nikmatin masa tuanya. gak kaya'disini...udah tua renta, ada dana BBM harus diambil sendiri, kepanasan, kelaperan, sampe pingsan, tetep gak bisa diwakilin.Nyebelin banget...Kapan yah Indonesia kaya' negara2 lain yang lebih maju, lebih terarah, dan lebih ngehargai orang2 yang lansia...??