"SyouJyou", mudah-mudahan nggak salah nulis, artinya surat penghargaan (?), piagam kali ya gampangannya. Critanya selama 2 hari berturut-turut sepulang sekolah Ilham-kun nunjukin piagam dari sekolahnya, sebenarnya sudah sejak kelas 1 dia sering dapat piagam, cuma baru kepikir sekarang untuk mendokumentasikannya.
Jangan dikira piagamnya karena dia menang lomba nyanyi dsb, yah,....kadang karena dia berhasil membuat prakarya dari "nendo" (lempung) yg menurut Senseinya bagus bisa aja dapat piagam, atau saat pertandingan muter gasing, gasingnya dia paling lama muternya juga bisa dapat piagam. Piagam lainnya yg didapat diantaranya saat dia jadi ketua kelas (kelas 2), terus pe-er liburan musim dinginnya, berupa tulisan kanji yg dikerjakannya tanpa penghapus (alias mulus , ndak ada salahnya), juga saat dia ikut lari marathon walau jaraknya ndak sejauh marathon betulan, dsb......(duh kayak banyak banget sih piagamnya), yg terakhir didapatnya adalah piagam karena menurut Kepala Sekolahnya dia termasuk anak yg baik hati,.....alhamdulillah, mudah-mudahan memang bener ya Nak, tapi jangan sombong karenanya, itu kan penilaian orang lain.
Simple sekali ide piagam itu ya, mulai dari kegiatan sehari-hari, pertandingan kecil-kecilan, hasil pekerjaan rumah, prakarya bisa jadi sebuah penghargaan. Agaknya itu bisa ditiru di negri kita,....atau Ibu yg ketinggalan jaman ?. Yakin deh, semakin banyak pujian, ndak perlu yg muluk-muluk akan mejadikan anak-anak terpacu untuk berbuat lebih baik sehingga mereka bisa menjadi anak yg terpuji. Kayaknya selama anak-anak sekolah disini, belum pernah Ibu dengar guru mencela muridnya atau saling mengejek sesama teman. Itu hikmah yg bisa kita ambil selama hidup di negri orang Nak, selalu berusahalah untuk menghargai orang lain agar kamu juga dihargai mereka, ndak perlu merasa dirimu yg "ter", ingat Nak, yg memiliki sifat "Maha" hanya Allah SWT. Kalau Senseimu menilai dirimu org baik, camkan betul artinya, agar kamu bisa senantiasa berbuat sebagaimana orang baik.
Ngomong-ngomong ttg piagam, Ibu waktu sekolah dulu juga sering dapat piagam lho, lumayan banyak, sekarang mungkin masih disimpan Aung-Utie, ya dari lomba nyanyi, puisi, cerdas cermat, baik tingkat kecamatan maupun kabupaten. Dulu ada guru khusus yg melatih ibu baca puisi, namanya Pak Tarjono, sekarang beliau sudah meninggal, yg melatih nyanyi Pak Rosyidin, sekarang jadi kepala SD. Kalau Ilham-kun dapat piagam banyak, kali nurunin Ibu ya, cuma beda bidangnya, kalau Ibu di bidang seni, Kakak dibidang lainnya, pokoknya bukan nyanyi, abis suara Kakak fals banget sih,...hi hi hi nggak ngejek , nilai raport kakak juga paling jelek di pelajaran nyanyi kan ?
Piagam yg diatas itu 3 dari beberapa piagam Ilham-kun, yg kiri itu Piagam sbg ketua kelas, tengah itu piagam penghargaan atas hasil prakarya pakai lempung, yg kanan piagam penghargaan atas hasil pe-er musim dingin yg mulus tanpa penghapus. Lumayan ya bisa buat kenang-kenangan nanti kalau Ilham-kun dah besar.
|
makasih nih untuk artikelnya