Tuesday, October 10, 2006
Ketika sanlat berakhir duka,....
Sejak Sabtu, 7 Okt 2006 hidup Ibu terasa sepi, BJ nun jauh disana anak-anak pun Sanlat di Cisarua. Sebenernya nggak 2 anak bareng juga sih Sanlatnya, pertama Kiko dan teman-temannya kelas 1 & 2 sejak Sabtu - Senin siang pergi duluan, mungkin diatur gurunya supaya bisa mengawasi siswa lebih efektif. Meski Mas Ilham dirumah, tapi 2 anak itu satu gak ada bagaikan kehilangan separuh jiwanya,..diem aja gak ada hebohnya, bolak balik nanyain Kiko chan daijoubu kana? (Kiko nggak apa-apa?)

Lumayan banyak aturan bagi ortu, gak boleh nengok, jangan terlalu sering nelpon/kirim SMS, mungkin itu untuk melatih kemandirian siswa juga, disamping nggak ngrepoti guru pembimbingnya (1 guru mengawasi 10 siswa). Meski Kiko msh kelas 1, Ibu tega-tegain aja nggak nelpon/kirim SMS ke guru pembimbingnya, tapi Ibu nelpon sopir jemputannya yg kebetulan ikut ngantar jemput siswa ke Cisarua. Kata Pak Farid, Kiko seneng-seneng aja tuh, panjatan, renang dsb. Alhamdulillah, Senin jam 11 siang Kiko dianter dgn selamat, tak kurang suatu apa, hanya keliatan cape saja.

Senin jam 6 pagi Mas Ilham dijemput untuk berangkat ke Cisarua, rencana pulang Rabu siang. Untuk Mas Ilham, Ibu nggak terlalu kuatir mengingat dia sudah kelas 3, gampang gaul, dsb. Tapi ternyata, hari ini, Selasa jam 1 siang mas Ilham sudah diantar pulang, sempat kuatir juga apa sakit, ternyata tidak, Pak sopir bilang semua siswa dipulangkan karena ada musibah, salah seorang temannya, Nauval kelas 3A didapati meninggal di kolam renang Villa Kejaksaan Cisarua. Almarhum ditemukan oleh pegawai wisma ketika sedang membersihkan kolam pada hari Selasa jam 6.30 pagi.

Ceritanya, sesuai penjelasan resmi kronologis meninggalnya Nauval, Senin, sekitar jam 2 siang, siswa minta ijin berenang, ada yg naik perahu karet, dsb. Salah 1 perahu karet menabrak ember berisi kaporit intuk membersihkan kolam, semua siswa diinstruksikan keluar dari kolam renang. Setelah kaporit tumpah air menjadi keruh sehingga dasar kolam tidak terlihat.

Entah mengapa, sejak saat itu sampai jenazah ditemukan tidak ada acara mengabsen murid, entah saat berbuka, taraweh atau mau tidur, amat disayangkan mengingat rentang waktu yg panjang, dari jam 2 siang - jam 6.30 esok harinya. Mas Ilham saja bisa menyimpulkan kalau almarhum meninggal sejak Senin sebab saat ditemukan masih mengenakan kaos seragam Sanlat yg dipakai saat berangkat ke Cisarua.

Allahu A'lam, semua terjadi karena kehendak Allah SWT. Untuk Nauval sendiri, karena kebetulan 1 jemputan dgn anak-anak, sedikitnya Ibu tahu ttg dia, kalau di skull dia suka nanya, umminya ilham bhs jepangnya perut itu apa, dsb, dan siapa sangka ternyata Ibunya Nauval, dr Farida tetangga Ibu di Brebes, rumahnya bersebrangan dgn rumah kami, kebetulan juga kakak kelas Ibu, cuma Ibu baru tahu dari surat pemberitahuan yg mencantumkan nama ortu almarhum Nauval. Jenazah hari ini juga dibawa ke Brebes.

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.
Semoga almarhum menjadi wildanun mukholadun, pelayan-pelayan di syurga bagi kedua orang tuanya nanti, insya Allah (QS.Al Waqiah, 17), dan semoga kita yg ditinggalkan dapat memetik pelajaran penting ini, bahwa setiap diri pasti akan menghadap ilahi Robbi dan memacu kita untuk senantiasa mempersiapkan diri bertemu dgn Allah di hari akherat nanti.

posted by Noenoe @ Permalink 、10:50 PM   24 comments
Saturday, October 07, 2006
Aburi salmon


Aburi salmon, menu andalan Ibu buat anak-anak, cuman sebagai amatiran itu nasinya kegedean, ikan salmonnya sak uprit, yg bener mah nasinya sedikit diselimuti ikan salmon. Maklum ikan salmon mahal dan pas butuh cuman ada sedikit di Giant, di Hero ada cuman agak kurang seger.

Mas Ilham kalo maem itu bisa belasan potong, walau pas ditanya enak mana sama si Jakk (kaiten sushi di Matsuyama), enak si Jakk tapi lumayan lah Ibu udah berusaha, katanya. Pinter Nang mbombongi Ibu. Kalo Kiko ikannya aja yg dimaem, nasinya gak disentuh babar blas.

Kata temen ikan salmon yg seger itu di Sogo, tapi kata temen yang laen jangan beli ikan salmon di Sogo, lha?. Jawabnya: JAUH,..gubrakkkkksss, iyalah secara Ibu tinggal di Bogor.

edited 9 okt 2006
Berhubung pada nanya resep aburi salmon, dicoba deh nulis resep masakan, suerrr ini yg pertama kalih seumur idup, kalo resep obat sih,..udah lupa!!!

Resep Aburi salmon
1. Nasi putih(pulen) yg baru mateng, seperlunya, dikepal, bentuk lonjong agak pipih, kira-kira 1 sdk makan.
2. Ikan salmon diiris tipis, ukuran 2 x 4 cm(tergantung potongan salmon nya), biar agak seger dikucuri jeruk nipis
3. Taruh irisan salmon diatas kepalan nasi, beri mayonese diatasnya pake spuit kueh
4. Bagi yg suka mentahan bisa langsung dimakan pake soyu kikkoman, kalo yg suka matengan (kek Mas Ilham) dibakar pake cooking burner dipermukaan salmon & mayonesenya,...so minyaknya keluar, itulah makanya disebut aburi (minyak) salmon.

Maap yah kalo bahasanya gak karuan,..nggak pede lagi, jadi harap maklum.

posted by Noenoe @ Permalink 、7:24 PM   20 comments
Tuesday, October 03, 2006
Cita-cita mereka
Kemarin, sambil menunggu buka puasa Ibu lihat Mas Ilham sedang membaca buku ensiklopedia ttg tata surya (berbahasa Jepang), Ade sedang asyik menggambar salah satu karakter Pokemon. Sesekali Mas Ilham bertanya ttg isi buku itu, kadang juga menerangkan pada Ibu, hal-hal yg dipikirnya Ibu belum tahu (thanks Mas !).

Saat asyik begitu, Ibu coba tanya apa cita-cita mereka kalau besar nanti, Ibu kira kalau Mas Ilham suka baca buku IPTEK dia pengin jadi astronot or ilmuwan lainnya, apa jawabnya: Petugas pemadam kebakaran!,.....gak ada hubungannya kan?.

Waktu Ibu coba "arahkan", apa nggak pengin jadi dokter,....secara dakunya pengin ada yg meneruskan profesi turun temurun gitu lho,...dia bilang, jadi dokter memang baik, bisa nolong orang tapi kalau salah (malpraktek Nang?) bisa celaka,...Gimana kalau jadi guru/dosen kayak Ayah, jawabnya, nggak lah, cape, keliatannya Ayah nggak pernah istirahat,...(tuh Yah, Mas Ilham juga bisa menilai), terus dilanjutin lagi, memang jd petugas pemadam kebakaran juga cape, kerja 24 jam, tp asyik penuh tantangan,...owww speechless deh Ibu dengernya.

Giliran Ibu tanya Kiko, dia jawab pengin jadi "hanaya-san", punya toko bunga sekaligus jadi perangkai, sama saat Ibu tanya kenapa nggak jadi dokter aja (maksa banget ya Ibunya) dia bilang, ngeri kalau pas operasi, perut dibuka, dsb.

Oh, Ibu jadi ingat saat di Jpg, Ibu sering bgt nonton acara ttg dunia kedokteran di TV, seperti yg ditulis disini dan disini, biar gak ketinggalan info maksudnya, saat itu kadang Ibu minta mereka liat juga, nggak tahunya bikin trauma buat mereka,.....maapin Ibu ya Nak.

Kadang sebagai orang tua, nggak sadar kita terlalu banyak memaksakan anak-anak supaya mau jadi ini, itu, yg menurut kita yg terbaik buat mereka, padahal mereka bukan "miniatur" orang tuanya. Entahlah, mungkin beberapa saat lagi cita-cita mereka akan berubah, dulu Mas Il ham pernah punya cita-cita jadi pemain bola seperti Steven Gerard saat masuk klub sepak bola di SD Soga, hanya saja sbg ortu kami ingin memberikan yg terbaik buat mereka, membekali mereka dgn banyak hal yg bermanfaat, mensupport, memotivasi, jangan cuma memaksa....(baru sadar tho Bu?).

Betapapun, mereka mau jadi apa saja, asal bisa berguna bagi orang lain, nggak nyusahin orang lain, mereka enjoy dgn dunianya, plus berbekal ImTaq, gak ada salahnya kan, toh jadi petugas pemadam kebakaran juga cita-cita yg mulia, siapa tahu bisa memadamkan kebakaran hutan-hutan kita, makanya giat olah raga, biar fisik kuat, tahan kerja 24 jam. Buat Kiko, jadi perangkai bunga juga oke, bisa kerja di rumah, nyambi ngurus anak-suami, cocok deh buat anak cewe, ntar kita belajar bareng nanam, ngrangkai bunga ya, soale Ibu gak bisa samsek. Ganbatte kids!!
posted by Noenoe @ Permalink 、9:23 AM   14 comments
about me
Istri Bank Je, Ibu Ilham & Kiko, suka baca, suka ngobrol alias criwis, suka sok sibuk, pengin bisa masak.
Udah Lewat
Archives
Links
Republika
Nova
Dapur Bunda
DBRP
IMB
sutbok

Free shoutbox @ ShoutMix
Designed-By

Visit Me Klik It
Member of

Indonesian Muslim Blogger
Credite
15n41n1